Senin, 18 Maret 2013

Tunggu Aku di Palembang Part 2 (By: Adelia Kirana)



Kirana mencoba menyembunyikan amarahnya, dilihat nya lah matanya yang sedikit sembab, sebisa mungkin matanya di beri poletan agar tidak terlihat sembab. Perasaan Kirana sudah mendingan. Suasana lomba yang meriah pun sudah terlihat dari sisi tempat Kirana memarkirkan mobilnya. “Tuhan, lancarkanlah pekerjaanku hari ini.”
Kirana terlihat anggun saat itu dengan dress hitam dibalut bolero bercorak batik motif Palembang dipadukan dengan black wedges punya mama nya saat masih muda. Wajahnya yang oriental membuat orang-orang yang ada di sekitar nya terpana. Ternyata tidak sia-sia Kirana galau semalaman memilih outfit untuk acara hari ini kalau hasilnya memang maksimal. Detak jantungnya, ia rasakan sendiri ketika semakin mendekati tempat duduk juri yang telah di persiapkan panitia. Seakan menjadi tamu yang dihormati, Kirana memberi senyuman kepada peserta dan 2 juri lainnya yang berasal dari kota yang berbeda. God, this my first job!
Sebentar lagi, Kontes Lagu Daerah 2012 akan segera dimulai. Peserta dari berbagai daerah pun sudah duduk rapi ditempat yang telah disediakan. Pembawa acara yang dibawa langsung dari Jakarta pun memulai acara.
“Selamat pagi semua nya. Hari ini kita sama-sama akan menyaksikan remaja-remaja Indonesia yang memiliki potensi di bidang menyanyi, terutama menyanyikan lagu daerah. Sebelumnya saya akan memperkenalkan para juri yang telah hadir dan bersedia menilai serta memberi kritikan kepada peserta Kontes Lagu Daerah 2012, juri pertama kita adalah Natalia Koeswardini, seorang pencipta lagu yang profesional, beri tepuk tangannya kepada mbak Natalia.”
Keramaian, teriakan dan tepuk tangan penonton begitu antusias di dalam gedung tersebut.
“Juri kedua kita adalah Richard Abraham, salah satu anggota band NineZ yang sudah berpengalaman dalam bidang musik, dan juga kariernya diawali dengan menjadi penyanyi lagu daerah di salah satu TV swasta” tepuk tangan dari penonton kembali menggebu-gebu, salah satu penonton meneriaki nama Richard, orang itu seperti sedang menonton konser boyband Korea saja.
“Dan juri kita yang terakhir, wanita cantik yang sudah malang melintang dalam dunia musik dan tari, siapa yang tak kenal dia? Kirana Anasthisya. Beri tepuk tangannya sekali lagi untuk ketiga juri kita pada pagi hari ini.” Pembawa acara membaca nama-nama peserta dan asal daerahnya.
Sekarang Kirana tidak deg-degan lagi untuk menjalankan tugasnya sebagai juri. Kirana begitu menikmati acara hari itu dan Kirana memberikan kritikan-kritikan yang sangat membangun untuk adik-adik generasi di bawahnya. Alunan musik daerah yang sangat khas, berasal dari 33 provinsi lagu-lagu didendangkan sehingga penonton menjadi penikmat musik yang baik pada saat itu. Ditambah lagi dekorasi panggung yang sangat kental dengan adat Palembang.
Acara yang berjalan selama 3,5 jam itu berlangsung dengan lancar tanpa hambatan sedikit pun. Kirana merasa lega dan bangga bisa menjadi juri disini. Mr.Joe menghampirinya dan memberikan selamat atas pekerjaan yang sudah dilakukannya dengan baik dan sesuai prosedur.
“Kirana, selamat ya! Kamu bisa kan? Nggak ada yang susah jadi juri, kamu hanya perlu menelaah lagi mana yang seharusnya diperbaiki dari penyanyi tersebut. Oke.” Ucap Mr.Joe yang terlihat cute seperti Zayn Malik dengan baju batik yang dikenakannya.
“Terima kasih Mr.Joe sudah memberikan peluang kepada aku, nanti akan aku perbaiki lagi mana yang kurang. Kalau begitu aku pulang dulu ya Mr.Joe.”
“Iya hati-hati ya.”Y
Kirana merasa ada barangnya yang tertinggal di backstage. Tas yang berisi souvenir dari penyelenggara acara ternyata masih terlihat rapi di backstage.Tidak sengaja terlihat dari matanya, Kirana melihat dari jauh seorang pria yang tidak asing lagi dilihatnya sedang duduk di salah satu bangku VIP. Itu adalah Richard, ya Richard Abraham partner nya bekerja tadi. Richard juga melihat Kirana yang sedang berdiri seperti patung melihat kearahnya. Mereka sama-sama saling menatap dari kejauhan di dalam gedung itu.
“Kirana! Tunggu disana ya jangan kemana-mana ya. Aku kesana, kamu jangan kemana-mana.” Teriak Richard dan langsung bergegas menuju Kirana.
Kirana senyum dan sedikit salah tingkah tapi suka mendengar teriakan Richard tadi. Perasaan Kirana sekarang deg-degan, pipinya memerah, bibirnya kelu dan gerakannya seperti tidak jelas, apa jangan-jangan Kirana suka dengan Richard? Entahlah..
“Kirana, aku kira kamu langsung pergi pas aku panggil tadi, hehe.” Ucap Richard sambil menggaruk-garuk halus rambutnya.
“Nggak lah, kamu kan sudah manggil tadi. Masa’ aku langsung pergi sih.” Ucap Kirana tersipu malu. Tidak seperti biasa Kirana bertingkah seperti ini kepada cowok. Biasanya Kirana bersikap akrab dan tidak kaku seperti ini. Ehemm jangan-jangan..
“Kirana pulang sama siapa? Aku antar pulang yuk.” Ajak Richard sedikit berlagak playboy.
“Emang kamu tahu jalan di daerah sini? Kamu kan anak Bandung, bukan anak Palembang. Entar kalo nyasar gimana? Haha ada-ada aja kamu..” ucap Kirana dengan logat yang lembut, bukan seperti logat orang Palembang biasanya.
“Aku tahu lah jalan disini, soalnya aku sering main kesini.. Aku juga tahu, kamu bawa kendaraan kan? Jadi mobil kamu titip aja disini nanti kita balik lagi kesini, terus aku antar kerumah kamu. Kamu pake mobil kamu, aku pake aku, fix nggak?”
“Eh, kamu pasti udah ngerencanain daritadi ya sampe-sampe tau gitu kalo aku bawa mobil. Nggak deh kamu aja yang jalan-jalan, aku mau pulang. Dah..” Kirana pura-pura jual mahal tapi sebenarnya dia bener-bener mau jalan sama Richard.
Richard menghadang Kirana untuk pergi, dan Richard refleks menarik tangan Kirana yang lembut itu. “Ayo, kita jalan-jalan di kota pempek!”
Oh my God, anak band terkenal ngajakin aku jalan.. it’s special moment God”Y
Siang hari..
Kirana dan Richard makan siang di salah satu warung pindang terlezat dan terenak serta terkenal dengan harga miring. Sepertinya Kirana sudah nyaman dengan perbincangan singkatnya bersama Richard. “Richard kamu itu lucu, nggak tempramental kayak Dannis dan dewasa banget. Andai saja kamu tau kalo aku naksir berat sama kamu, upsss, cukup aku yang rasakan cinta kilat ini”
“Kirana, besok aku sudah balik lagi ke Bandung. Banyak agenda sama band aku untuk akhir tahun ini, aku rasa kamu juga begitu kan? Jujur ya Kir, aku bener-bener suka sama sifat kamu, gemesin, lucu dan asyik di ajak ngobrol apalagi kita berasal dari pekerjaan yang sama, sama-sama cinta musik. Kenal kamu aja belom 12 jam, tapi kamu kayak udah melekat banget di pikiran aku. Jujur, aku jujur sejujur-jujurnya.” Ucap Richard yang daritadi sudah menghabiskan nasi pindangnya.
Kirana sejenak menghentikan gerakan tangannya yang sedang memegang sendok, jantung berdebar, pikiran sudah kemana-mana tapi untung saja bibirnya masih bisa berkata “Ehemmm, gombal siang bolong euy, kumaha atuh akang.”
“Yaudah kalo gitu, buruan abisin makanannya. Terus kita jalan lagi, ayuk..” Richard mencoba melupakan ucapan nya dan bersikap seperti biasa.Y
Pagi hari, Kirana belum beranjak dari tempat tidur dan melihat sebuah pesan dari Richard.





Selamat pagi Kirana, aku sudah di bandara SMB II. Pesawatku bentar lagi landing. Makasih kemarin udah nemenin makan dan jalan-jalan. Semoga kita bisa ketemu lagi. Bye..
 



Hati-hati di jalan, maaf aku nggak bisa nganter kamu, aku baru bangun. Nanti kamu kesini lagi ya, kita makan dan jalan-jalan lagi. I’ll miss you..
 


Jangan sedih cantik, aku janji. Aku akan balik lagi ke Palembang buat nemuin kamu. Aku matiin dulu ya hapeku, nanti ku kabarin lagi.
 
 






            Kirana kembali menarik selimut dan memutar lagu still virgin-dear ndut! ditengah dinginnya pagi Kirana merasakan sangat cepat kehilangan sosok pria yang sedang dicintainya. Richard!
¯Hanya kali ini tak ingin kau pergi
Walau sejenak tuk pejamkan mata ini
Mungkin waktu ini terlalu lama bagiku
Tuk memintamu slalu ada di sampingku

Coba genggamlah tanganku dan biarkanlah
diriku menjagamu hingga kau terlelap
Ku kan menunggumu karna kau sangatlah berarti untukku
Mungkin ku terlalu mencintaimu¯Y
            Di kampus..
            “Kemaren lo jalan sama siapa?” Tiba-tiba Dannis datang dengan suara yang mengejutkan menghampiri Kirana yang sedang menulis tugasnya.
            “Nyantai aja, Nis. Lo ngerusak mood gue aja!”
“Kok lo gini sih, Kirana?? Udah berani bentak gue, gue khawatir lo jalan sama anak band itu dan lo bela-belain ngebatalin janji sama gue.”
“Terserah lo deh, gue males. Mending lo instrospeksi dulu aja deh, gue udah lama kenal lo, makin lama makin didiemin lo makin jadi, Nis. Gue yang seharusnya khawatir! Khawatir sama sikap lo ke gue!” Kirana meninggalkan kelasnya dengan kesal tanpa malu dilihat oleh teman-teman nya.
Dannis mengejar Kirana berharap Kirana akan mencabut kata-katanya itu.
“Kirana, gue seneng liat lo deket sama cowok. Tapi tolong liat perasaan gue, temenin gue kalo gue lagi terpuruk. Gue sayang lo, banget.” Ucap Dannis memegang terat tangan Kirana, tapi Kirana menghempaskan tangannya, ingin secepatnya meninggalkan tempat itu.
“Kirana! Kirana!” Y

Tidak ada komentar:

Posting Komentar