Kirana
mencoba menyembunyikan amarahnya, dilihat nya lah matanya yang sedikit sembab,
sebisa mungkin matanya di beri poletan agar tidak terlihat sembab. Perasaan
Kirana sudah mendingan. Suasana lomba yang meriah pun sudah terlihat dari sisi
tempat Kirana memarkirkan mobilnya. “Tuhan,
lancarkanlah pekerjaanku hari ini.”
Kirana
terlihat anggun saat itu dengan dress hitam dibalut bolero bercorak batik motif
Palembang dipadukan dengan black wedges
punya mama nya saat masih muda. Wajahnya yang oriental membuat orang-orang yang
ada di sekitar nya terpana. Ternyata tidak sia-sia Kirana galau semalaman
memilih outfit untuk acara hari ini
kalau hasilnya memang maksimal. Detak jantungnya, ia rasakan sendiri ketika
semakin mendekati tempat duduk juri yang telah di persiapkan panitia. Seakan
menjadi tamu yang dihormati, Kirana memberi senyuman kepada peserta dan 2 juri
lainnya yang berasal dari kota yang berbeda. God, this my first job!
Sebentar
lagi, Kontes Lagu Daerah 2012 akan segera dimulai. Peserta dari berbagai daerah
pun sudah duduk rapi ditempat yang telah disediakan. Pembawa acara yang dibawa
langsung dari Jakarta pun memulai acara.
“Selamat
pagi semua nya. Hari ini kita sama-sama akan menyaksikan remaja-remaja
Indonesia yang memiliki potensi di bidang menyanyi, terutama menyanyikan lagu
daerah. Sebelumnya saya akan memperkenalkan para juri yang telah hadir dan
bersedia menilai serta memberi kritikan kepada peserta Kontes Lagu Daerah 2012,
juri pertama kita adalah Natalia Koeswardini, seorang pencipta lagu yang profesional,
beri tepuk tangannya kepada mbak Natalia.”
Keramaian,
teriakan dan tepuk tangan penonton begitu antusias di dalam gedung tersebut.
“Juri
kedua kita adalah Richard Abraham, salah satu anggota band NineZ yang sudah
berpengalaman dalam bidang musik, dan juga kariernya diawali dengan menjadi
penyanyi lagu daerah di salah satu TV swasta” tepuk tangan dari penonton
kembali menggebu-gebu, salah satu penonton meneriaki nama Richard, orang itu
seperti sedang menonton konser boyband
Korea saja.
“Dan
juri kita yang terakhir, wanita cantik yang sudah malang melintang dalam dunia
musik dan tari, siapa yang tak kenal dia? Kirana Anasthisya. Beri tepuk
tangannya sekali lagi untuk ketiga juri kita pada pagi hari ini.” Pembawa acara
membaca nama-nama peserta dan asal daerahnya.
Sekarang
Kirana tidak deg-degan lagi untuk menjalankan tugasnya sebagai juri. Kirana
begitu menikmati acara hari itu dan Kirana memberikan kritikan-kritikan yang
sangat membangun untuk adik-adik generasi di bawahnya. Alunan musik daerah yang
sangat khas, berasal dari 33 provinsi lagu-lagu didendangkan sehingga penonton
menjadi penikmat musik yang baik pada saat itu. Ditambah lagi dekorasi panggung
yang sangat kental dengan adat Palembang.
Acara
yang berjalan selama 3,5 jam itu berlangsung dengan lancar tanpa hambatan
sedikit pun. Kirana merasa lega dan bangga bisa menjadi juri disini. Mr.Joe
menghampirinya dan memberikan selamat atas pekerjaan yang sudah dilakukannya
dengan baik dan sesuai prosedur.
“Kirana,
selamat ya! Kamu bisa kan? Nggak ada yang susah jadi juri, kamu hanya perlu
menelaah lagi mana yang seharusnya diperbaiki dari penyanyi tersebut. Oke.”
Ucap Mr.Joe yang terlihat cute
seperti Zayn Malik dengan baju batik yang dikenakannya.
“Terima
kasih Mr.Joe sudah memberikan peluang kepada aku, nanti akan aku perbaiki lagi
mana yang kurang. Kalau begitu aku pulang dulu ya Mr.Joe.”
“Iya
hati-hati ya.”Y
Kirana
merasa ada barangnya yang tertinggal di backstage. Tas yang berisi souvenir
dari penyelenggara acara ternyata masih terlihat rapi di backstage.Tidak sengaja terlihat dari matanya, Kirana melihat
dari jauh seorang pria yang tidak asing lagi dilihatnya sedang duduk di salah
satu bangku VIP. Itu adalah Richard, ya Richard Abraham partner nya bekerja tadi. Richard juga melihat Kirana yang sedang
berdiri seperti patung melihat kearahnya. Mereka sama-sama saling menatap dari
kejauhan di dalam gedung itu.
“Kirana!
Tunggu disana ya jangan kemana-mana ya. Aku kesana, kamu jangan kemana-mana.”
Teriak Richard dan langsung bergegas menuju Kirana.
Kirana
senyum dan sedikit salah tingkah tapi suka
mendengar teriakan Richard tadi. Perasaan Kirana sekarang deg-degan, pipinya
memerah, bibirnya kelu dan gerakannya seperti tidak jelas, apa jangan-jangan
Kirana suka dengan Richard? Entahlah..
“Kirana,
aku kira kamu langsung pergi pas aku panggil tadi, hehe.” Ucap Richard sambil
menggaruk-garuk halus rambutnya.
“Nggak
lah, kamu kan sudah manggil tadi. Masa’ aku langsung pergi sih.” Ucap Kirana
tersipu malu. Tidak seperti biasa Kirana bertingkah seperti ini kepada cowok.
Biasanya Kirana bersikap akrab dan tidak kaku seperti ini. Ehemm
jangan-jangan..
“Kirana
pulang sama siapa? Aku antar pulang yuk.” Ajak Richard sedikit berlagak playboy.
“Emang
kamu tahu jalan di daerah sini? Kamu kan anak Bandung, bukan anak Palembang.
Entar kalo nyasar gimana? Haha ada-ada aja kamu..” ucap Kirana dengan logat
yang lembut, bukan seperti logat orang Palembang biasanya.
“Aku
tahu lah jalan disini, soalnya aku sering main kesini.. Aku juga tahu, kamu
bawa kendaraan kan? Jadi mobil kamu titip aja disini nanti kita balik lagi
kesini, terus aku antar kerumah kamu. Kamu pake mobil kamu, aku pake aku, fix
nggak?”
“Eh,
kamu pasti udah ngerencanain daritadi ya sampe-sampe tau gitu kalo aku bawa
mobil. Nggak deh kamu aja yang jalan-jalan, aku mau pulang. Dah..” Kirana
pura-pura jual mahal tapi sebenarnya dia bener-bener mau jalan sama Richard.
Richard
menghadang Kirana untuk pergi, dan Richard refleks menarik tangan Kirana yang
lembut itu. “Ayo, kita jalan-jalan di kota pempek!”
“Oh my God, anak band terkenal ngajakin aku
jalan.. it’s special moment God”Y
Siang
hari..
Kirana
dan Richard makan siang di salah satu warung pindang terlezat dan terenak serta
terkenal dengan harga miring. Sepertinya Kirana sudah nyaman dengan
perbincangan singkatnya bersama Richard. “Richard
kamu itu lucu, nggak tempramental kayak Dannis dan dewasa banget. Andai saja
kamu tau kalo aku naksir berat sama kamu, upsss, cukup aku yang rasakan cinta
kilat ini”
“Kirana,
besok aku sudah balik lagi ke Bandung. Banyak agenda sama band aku untuk akhir
tahun ini, aku rasa kamu juga begitu kan? Jujur ya Kir, aku bener-bener suka
sama sifat kamu, gemesin, lucu dan asyik di ajak ngobrol apalagi kita berasal
dari pekerjaan yang sama, sama-sama cinta musik. Kenal kamu aja belom 12 jam,
tapi kamu kayak udah melekat banget di pikiran aku. Jujur, aku jujur sejujur-jujurnya.”
Ucap Richard yang daritadi sudah menghabiskan nasi pindangnya.
Kirana
sejenak menghentikan gerakan tangannya yang sedang memegang sendok, jantung
berdebar, pikiran sudah kemana-mana tapi untung saja bibirnya masih bisa
berkata “Ehemmm, gombal siang bolong euy,
kumaha atuh akang.”
“Yaudah
kalo gitu, buruan abisin makanannya. Terus kita jalan lagi, ayuk..” Richard
mencoba melupakan ucapan nya dan bersikap seperti biasa.Y
Pagi
hari, Kirana belum beranjak dari tempat tidur dan melihat sebuah pesan dari
Richard.
|
||||
|
||||
|
Kirana
kembali menarik selimut dan memutar lagu still virgin-dear ndut! ditengah
dinginnya pagi Kirana merasakan sangat cepat kehilangan sosok pria yang sedang
dicintainya. Richard!
¯Hanya kali ini tak ingin kau pergi
Walau sejenak tuk pejamkan mata ini
Mungkin waktu ini terlalu lama bagiku
Tuk memintamu slalu ada di sampingku
Coba genggamlah tanganku dan biarkanlah
diriku menjagamu hingga kau terlelap
Ku kan menunggumu karna kau sangatlah berarti
untukku
Mungkin ku terlalu mencintaimu¯Y
Di kampus..
“Kemaren lo jalan sama siapa?” Tiba-tiba
Dannis datang dengan suara yang mengejutkan menghampiri Kirana yang sedang
menulis tugasnya.
“Nyantai aja, Nis. Lo ngerusak mood
gue aja!”
“Kok lo gini
sih, Kirana?? Udah berani bentak gue, gue khawatir lo jalan sama anak band itu
dan lo bela-belain ngebatalin janji sama gue.”
“Terserah
lo deh, gue males. Mending lo instrospeksi dulu aja deh, gue udah lama kenal
lo, makin lama makin didiemin lo makin jadi, Nis. Gue yang seharusnya khawatir!
Khawatir sama sikap lo ke gue!” Kirana meninggalkan kelasnya dengan kesal tanpa
malu dilihat oleh teman-teman nya.
Dannis
mengejar Kirana berharap Kirana akan
mencabut kata-katanya itu.
“Kirana, gue seneng liat lo deket sama cowok. Tapi
tolong liat perasaan gue, temenin gue kalo gue lagi terpuruk. Gue sayang lo,
banget.” Ucap Dannis memegang terat tangan Kirana, tapi Kirana menghempaskan
tangannya, ingin secepatnya meninggalkan tempat itu.
“Kirana! Kirana!” Y
Tidak ada komentar:
Posting Komentar