Minggu, 22 September 2013

Dia


Saya tak pernah tahu. Saat ini Tuhan telah memberikan kejutan yang indah kepada saya. But I never hope to getting a friend who always stay here when I sad. I never feel a good relationship with a man.
Dia. Dia sosok yang sederhana. Dia mengajarkanku sejuta keindahan di dunia yang harus kita raih. Dia juga pintar. Pintar membagi waktu antara pekerjaan nya dan saya. Pintar dalam berbicara, selalu mengingatkan kalau yang ini tak pantas kau ucapkan di depan umum dan seharusnya kau harus mengucapkan yang ini. Dia tidak pernah peduli dengan apa yang orang ucapkan tentang dirinya, sangat berbeda dengan saya yang sangat peka dengan ucapan seseorang yang menyinggung saya. Dia tak pernah malu menggandeng tangan saya di depan teman-teman nya dan tak pernah bosan mengajak saya ke dunia dan aktifitasnya. Dunia nya yang jauh dari kejenuhan, jauh dari kesuntukkan; Saya pernah bicara ke dia, andai saya seperti dirinya. Yang sangat sejarang sekali mengenal kata 'galau' dan selalu melakukan hal-hal yang mengasyikkan. Tapi dia menyanggah, "Lakukan apa yang menurut mu mengasyikkan, Jadilah dirimu sendiri." Ada istilah: I'm a shy girl. Tapi dia mencoba mengajak saya terjun ke pekerjaan nya untuk menghilangkan title a shy girl di diri saya. Dia selalu mengingatkan saya, "kalau kau terus malu, kau tidak akan sukses. "
I may not even shout to the world who I love, it's enough for us that we both know who I'm talking about.

Dia pribadi yang suka tertawa tetapi emosional. Saya selalu suka disaat momen-momen makan malam di salah satu warung pecel lele yang disuguhi suasana lagu cinta dari penyanyi jalanan yang suaranya tak kalah merdu dengan penyanyi di televisi. Sederhana sekali... but I love this moment!
Dua setengah tahun yang lalu sampai detik ini, dia selalu menolong saya ketika saya kekurangan ongkos untuk makan siang di kantin, mengantar saya pulang kerumah dan izin pamit dengan ibu saya, memberikan kado kecil yang cantik di setiap tanggal-tanggal berharga dengannya, menunggu hujan reda sambil berperang cipratan air dengan mobil-mobil yang lewat. Dan menjadi guru bahasa Inggris gratis untuk saya! Dia selalu tertawa jika saya salah mengucapkan kata 'bicycle'. Sungguh memalukan. Hihihi..
Selalu bersyukur apa yang diberikan Tuhan kepada saya. Bersyukur sosok 'dia' masih ada disini menemani saya sebagai teman yang sempurna sekaligus bisa dikatakan seperti seorang ayah yang mengajarkan, memberi, mengasihi dan menyayangi. 

Terima kasih. Terima kasih kamu telah menemani saya dalam keadaan apapun. Air mata, keceriaan, ketidakstabilan pikiran dan jiwa saya yang terlalu sering membuatmu kesal.
I grateful that once you became part of my life, than to never experience how to be very happy to became of your life, Aji.

Sincerely,



Adel


Tidak ada komentar:

Posting Komentar