Kamis, 21 Maret 2013

Kesabaran

Saya pernah mendengar cerita mengenai seseorang yang baru saja kembali dari perang dengan sindrom panca trauma. Istrinya merasa tidak mampu menghadapi sang suami yang terkena sindrom. Sang istri sudah siap untuk meninggalkan suaminya. Namun, sebelum meninggalkan sang suami, ia mencari bantuan dari orang pintar yang dapat menyembuhkan sindrom si suami.

Orang pintar itu menyarankan untuk membuat ramuan bagi suaminya, tetapi ramuan itu membutuhkan bulu beruang. Sang istri menghabiskan waktu berbulan-bulan berteman dengan beruang di dalam gua. Ia berhasil mendekati beruang itu sedikit demi sedikit sampai akhirnya berhasil mencabut bulunya dan lari pulang. Lalu ia membawa bulu beruang itu kepada si orang pintar.

Orang pintar itu membuang bulu beruangnya ke dalam api. Istri itu berseru, "Saya mempertaruhkan hidup saya untuk bulu-bulu itu. Anda harus membuatkan ramuan untuk suami saya."



Author : Dr. Bernie Siegel

Senin, 18 Maret 2013

Tunggu Aku di Palembang 3 (By: Adelia Kirana)



Dua bulan kemudian di Rempah-rempah resto..

Pukul 8 malam, Kirana menghabiskan malam minggunya bersama teman-teman agency nya. Sambil menikmati teh hijau kesukaannya, Kirana benar-benar lupa akan masalahnya dengan Dannis. Tawa dan canda serta obrolan hangat menyelimuti malam minggu kali ini. Dari kejauhan, seorang pria berhidung mancung dan berbibir tipis sedang melempar pandangan kearah Kirana. Gerak gerik Kirana tak satupun lepas dari pandangan pria yang sedang berpura-pura bermain ponselnya itu. Pria itu memberanikan diri mendekati Kirana yang sedang membuka website dari laptopnya.
“Kirana..”
Kirana membalikkan badan mencoba mencari tahu siapakah yang memanggil namanya.
“Richard?? Kamu disini? Kenapa kamu nggak bilang aku kalo kamu ke Palembang? Kamu keterlaluan ya sama aku, nggak ada kabar terus datang dan pergi sesuka kamu. Maksud kamu apa sih.” ucap Kirana yang sedikit jengkel melihat Richard yang tiba-tiba sudah ada di depan matanya.
“Maaf Kirana, aku sibuk beberapa bulan ini. Aku bermaksud ingin menemui kamu besok, tapi apadaya kita udah ketemu disini, dan aku pengen ngobrol banyak sama kamu. Maafin aku ya.” Ujar Richard berdiri tertegun tak diberi izin duduk oleh Kirana.
Kirana rindu sekali melihat wajah Richard dan Kirana merasa nyaman jika Richard terus di sampingnya. Tapi Kirana bersikap jual mahal ke Richard yang tulus bela-belain datang ke Palembang untuk menemui Kirana. Untungnya, Kirana masih mau memaafkan kesalahan Richard.
            Akhirnya Kirana memutuskan untuk jalan bersama Richard dan meninggalkan teman-temannya. Untung saja teman-temanny memaklumi keadaan Kirana. Richard mengajak ke suatu tempat yang nyaman, tapi tempat itu belum pernah dikunjunginya, Benteng Kuto Besak.
            “Kita ngapain kesini?” Tanya Kirana yang mengibaskan rambutnya yang lurus itu.
            “Aku cuma pengen nikmatin suasana yang indah sama kamu di tempat ini, tempat pertama kali aku kunjungin apalagi dengan wanita cantik kayak kamu.”
            “Gombal deh mulai gombal..”
            Asyiknya malam itu mereka lewati walau hanya duduk melihat ombak dari sungai Musi. Sungguh malam yang dingin dilalui dengan canda tawa, kadang mereka saling bertukaran lirik lagu dan bernyanyi bersama tanpa memperdulikan orang-orang di sekitar. It’s romantic moment.
            “Oh ya tunggu bentar ya cantik, ada telfon.”
            2 menit kemudian.
“Itu siapa?” Tanya Kirana penuh curiga.
“Eeeee, biasa. Mama aku suka banget nelfon-nelfon.”
“Beneran? Coba aku liat ponsel kamu.”
“Loh, kamu kayak polisi aja deh, hehe. Tunggu ya.”
“Aduh lama amat, sini sini.” Kirana menarik ponsel Richard dengan terpaksa. “Wah, foto-foto kamu cute semua ya padahal kamu anak band.”
“Emang anak band nggak boleh cute gitu?”
Jantung Kirana seolah terhenti melihat foto seorang cewek yang sedang mencium pipi Richard didalam mobil. Banyak foto-foto mesra Richard dengan cewek tersebut. Untuk menghilangkan penasarannya, Kirana lancang membuka pesan singkat di ponsel layar sentuh itu. Ternyata, tidak pernah disangka oleh Kirana, Richard sudah memiliki pacar! Banyak pesan singkat dari kontak bernama “she’s only one” yang berisi kata-kata mesra dengan panggilan “sayang”.
“Oh, jadi gini ya maksud kamu. Nggak perlu jelasin lagi sudah jelas kok. Aku memang bukan siapa-siapa di hidup kamu. Tapi tolong hargai keberadaan aku. Aku tau, aku disini cuma ganggu kehidupan kalian! Dan aku cewek paling bodoh, cupu, polos yang begitu percaya nya dengan kata-kata romatis kamu yang fake itu!” Kirana mengeluarkan amarahnya, sama sekali tidak pernah dibayangkannya bahwa Richard sudah punya pacar. Hati Kirana amat robek, teriris-iris, seolah-olah hatinya ingin memberontak kepada otaknya.
“Maksud kamu apa?” Richard berpura-pura bodoh tapi perasaannya ikut kusut mendengar ucapan-ucapan dari mulut Kirana. “Kali ini aku minta maaf, kamu perempuan terbaik di hati aku, kamu lebih dari indah,Kir! Aku sayang sama kamu, aku nggak pernah nyangka kalo kamu juga sayang sama aku. Aku akan akhiri hubungan aku dengan cewek itu! Aku tetap milih kamu, aku usaha, aku lakuin semua biar kamu seneng dan bahagia, karena aku tulus sama kamu!” Richard menarik tangan Kirana, tetapi Kirana meninggalkan tempat yang indah di penuhi lampu-lampu yang terlihat dari jembatan Ampera. “Kirana, aku akan balik lagi kesini, di tempat ini. Tunggu aku disini! :’)”. Air mata Richard jatuh, ia tak mampu menahan Kirana yang pergi meninggalkannya. Ia lebih mementingkan hatinya yang tak tertahan menahan semua kesalahan nya kepada Kirana. Cinta di antara mereka kini menjadi keping-keping yang telah di lempar di sungai. Tragis. Y
Tante Shinta, Mama Kirana sudah tahu semua yang dialami anaknya semalam. Richard sudah menelpon tante Shinta. Richard sudah menjelaskan sejelas-jelasnya agar tidak terjadi salah paham lagi. Untung saja tante Shinta mengerti kondisi dua pasang anak muda yang sedang dilanda patah hati ini. Richard berjanji kepada tante Shinta untuk kembali lagi ke Palembang pada saat menjelang tahun baru untuk meminta maaf kepada Kirana dan untuk memberi kejutan di hari ulang tahun Kirana yang ke-20.
Tante Shinta dengan senang hati menerima tawaran dari Richard. Lagipula tak ada yang perlu dicurigai karena mama nya Richard adalah teman akrab Tante Shinta. Jadi, tante Shinta sudah paham dan tahu betul dengan Richard dari Richard masih dalam perut ibunya. Y

1 bulan kemudian, tanggal 30 Desember 2012..
“Dannis, buruan mana boneka dan bunganya? Bentar lagi Kirana selesai nge-job, ayo!” Ucap Richard yang ternyata telah menyiapkan kado-kado special di hari ulang tahun Kirana. Sambil menunggu Kirana yang menjadi bintang tamu di acara music yang diadakan salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia.
“Sudah siap semua bos, ayo kita menuju ke tempat Kirana!” Ucap Dannis sambil merapikan topi dan kaca mata ala Dochi personil Pee Wee Gaskins.
Jam 7 malam, Richard mempersiapkan lagu ciptaannya sendiri yang berjudul “Kirana”. Diam-diam, Richard juga diundang dalam acara itu. Pembawa acara semakin membuat penonton penasaran ingin melihat idolanya beraksi diatas panggung. Dengan gitar kesayangannya dan dibalut dengan alunan musik akustik, Richard membuka acara dengan lagu yang sudah disiapkannya 3 bulan yang lalu.
♫Maaf kan aku yang selalu menyakitimu,
Mengkhianatimu, izinkan aku untuk slalu disampingmu
Hari ini aku akan ungkapkan besarnya cintaku untukmu
Selamat ulang tahun Kirana, berikan yang terbaik di usia dewasa mu
Baru kusadari,Tuhan member hadiah terbesar untukku
 Aku ingin hari ini kau menjadi milikku, KiranaJ
Kirana duduk di salah satu kursi di backstage sambil melihat cermin dan membetulkan make-up nya yang sedikit pudar. Kirana masih terbayang suara yang tak asing lagi di telinganya tadi. Kirana tahu bahwa itu Richard, apa maksud Richard barusan?
“Kirana..”
Sepertinya Kirana sudah hafal dengan logat seperti ini, ini pasti Richard. “Eh kamu.”
“Selamat ulang tahun Kirana. Jadilah wanita yang kuat dan dewasa, semua orang sayang sama kamu.” Ucap Richard yang sedikit gugup di hadapan wanita yang ia cintai itu.
“Makasih ya, makasih banyak juga udah repot-repot bikin lagu kayak tadi. Aku suka.”
“Iya sama-sama, aku mau bicara sama kamu. Aku minta maaf atas kejadian 1 bulan yang lalu. Aku benar-benar lelaki yang bodoh, yang menyia-nyiakan dan menyakiti hati kamu yang tulus mencintai aku. Aku sadar, aku nggak pantes jadi bagian dari hidup kamu. Tapi aku janji dengan diri aku, semampu aku, aku akan bahagiain kamu. Aku pengen kamu jadi pacar aku.” Richard sudah mempersiapkan bunga mawar putih ditangan nya dan diberikannya kepada Kirana. Tanpa berfikir panjang, Kirana menerima bunga itu dengan senyum malu. Hal yang paling ditunggu-tunggu Kirana dari sosok pria yang di sayanginya.
“Maafin aku juga Richard.” Kirana memeluk Richard dengan erat seakan tak ingin lepas lagi.
Tiba-tiba, teman-teman Kirana sudah berdiri dibelakang nya menyanyikan lagu selamat ulang tahun, disana terlihat Dannis yang ikut-ikutan memberi kejutan untuk Kirana. Wajah Kirana memerah malam itu, benar-benar hari special untuknya. Kirana melepaskan pelukannya dan memeluk teman-teman yang sudah merencanakan ini semua bersama dengan Richard.
“Happy birthday Kirana, kami semua sayang sama kamu. Bentar lagi lo mau di lamar kan? Selamat ya..” Ucap Dannis yang memegang kue ulang tahun ergambar Patrick star dan sahabat perempuan Kirana yang memegang terompet uang tahun.
“Lamar? Maksud lo, Nis? Kirana langsung menoleh kearah Richard, Richard menahan senyum malu dan pura-pura tidak melihat Kirana. Kirana hanya bisa tersenyum dan memeluk erat semua sahabat-sahabatnya.
“Aku sudah memutuskan untuk tinggal di Palembang dengan mama aku. Dan dalam waktu dekat ini, aku akan melamar kamu, Kirana..” Ucap Richard yang berdiri dibelakangnya, ikut berpelukan bersama semua sahabat. Cerita hari ini akan di catat dalam lembaran kehidupan Kirana.
Kirana tak mampu menahan kebahagiaan di hari ulang tahunnya. Kirana kini mengerti, kesetiaan dan kebaikan yang tulus pasti akan dibalas dengan kebaikan pula. Tuhan tahu mana yang terbaik untuk kita, dimanapun pangeran itu, darimana pun pangeran itu, kita tidak akan pernah tahu kapan ia akan datang di kehidupan kita. Karena cinta adalah tatapan masa depan kehidupan seseorang.

Tunggu Aku di Palembang Part 2 (By: Adelia Kirana)



Kirana mencoba menyembunyikan amarahnya, dilihat nya lah matanya yang sedikit sembab, sebisa mungkin matanya di beri poletan agar tidak terlihat sembab. Perasaan Kirana sudah mendingan. Suasana lomba yang meriah pun sudah terlihat dari sisi tempat Kirana memarkirkan mobilnya. “Tuhan, lancarkanlah pekerjaanku hari ini.”
Kirana terlihat anggun saat itu dengan dress hitam dibalut bolero bercorak batik motif Palembang dipadukan dengan black wedges punya mama nya saat masih muda. Wajahnya yang oriental membuat orang-orang yang ada di sekitar nya terpana. Ternyata tidak sia-sia Kirana galau semalaman memilih outfit untuk acara hari ini kalau hasilnya memang maksimal. Detak jantungnya, ia rasakan sendiri ketika semakin mendekati tempat duduk juri yang telah di persiapkan panitia. Seakan menjadi tamu yang dihormati, Kirana memberi senyuman kepada peserta dan 2 juri lainnya yang berasal dari kota yang berbeda. God, this my first job!
Sebentar lagi, Kontes Lagu Daerah 2012 akan segera dimulai. Peserta dari berbagai daerah pun sudah duduk rapi ditempat yang telah disediakan. Pembawa acara yang dibawa langsung dari Jakarta pun memulai acara.
“Selamat pagi semua nya. Hari ini kita sama-sama akan menyaksikan remaja-remaja Indonesia yang memiliki potensi di bidang menyanyi, terutama menyanyikan lagu daerah. Sebelumnya saya akan memperkenalkan para juri yang telah hadir dan bersedia menilai serta memberi kritikan kepada peserta Kontes Lagu Daerah 2012, juri pertama kita adalah Natalia Koeswardini, seorang pencipta lagu yang profesional, beri tepuk tangannya kepada mbak Natalia.”
Keramaian, teriakan dan tepuk tangan penonton begitu antusias di dalam gedung tersebut.
“Juri kedua kita adalah Richard Abraham, salah satu anggota band NineZ yang sudah berpengalaman dalam bidang musik, dan juga kariernya diawali dengan menjadi penyanyi lagu daerah di salah satu TV swasta” tepuk tangan dari penonton kembali menggebu-gebu, salah satu penonton meneriaki nama Richard, orang itu seperti sedang menonton konser boyband Korea saja.
“Dan juri kita yang terakhir, wanita cantik yang sudah malang melintang dalam dunia musik dan tari, siapa yang tak kenal dia? Kirana Anasthisya. Beri tepuk tangannya sekali lagi untuk ketiga juri kita pada pagi hari ini.” Pembawa acara membaca nama-nama peserta dan asal daerahnya.
Sekarang Kirana tidak deg-degan lagi untuk menjalankan tugasnya sebagai juri. Kirana begitu menikmati acara hari itu dan Kirana memberikan kritikan-kritikan yang sangat membangun untuk adik-adik generasi di bawahnya. Alunan musik daerah yang sangat khas, berasal dari 33 provinsi lagu-lagu didendangkan sehingga penonton menjadi penikmat musik yang baik pada saat itu. Ditambah lagi dekorasi panggung yang sangat kental dengan adat Palembang.
Acara yang berjalan selama 3,5 jam itu berlangsung dengan lancar tanpa hambatan sedikit pun. Kirana merasa lega dan bangga bisa menjadi juri disini. Mr.Joe menghampirinya dan memberikan selamat atas pekerjaan yang sudah dilakukannya dengan baik dan sesuai prosedur.
“Kirana, selamat ya! Kamu bisa kan? Nggak ada yang susah jadi juri, kamu hanya perlu menelaah lagi mana yang seharusnya diperbaiki dari penyanyi tersebut. Oke.” Ucap Mr.Joe yang terlihat cute seperti Zayn Malik dengan baju batik yang dikenakannya.
“Terima kasih Mr.Joe sudah memberikan peluang kepada aku, nanti akan aku perbaiki lagi mana yang kurang. Kalau begitu aku pulang dulu ya Mr.Joe.”
“Iya hati-hati ya.”Y
Kirana merasa ada barangnya yang tertinggal di backstage. Tas yang berisi souvenir dari penyelenggara acara ternyata masih terlihat rapi di backstage.Tidak sengaja terlihat dari matanya, Kirana melihat dari jauh seorang pria yang tidak asing lagi dilihatnya sedang duduk di salah satu bangku VIP. Itu adalah Richard, ya Richard Abraham partner nya bekerja tadi. Richard juga melihat Kirana yang sedang berdiri seperti patung melihat kearahnya. Mereka sama-sama saling menatap dari kejauhan di dalam gedung itu.
“Kirana! Tunggu disana ya jangan kemana-mana ya. Aku kesana, kamu jangan kemana-mana.” Teriak Richard dan langsung bergegas menuju Kirana.
Kirana senyum dan sedikit salah tingkah tapi suka mendengar teriakan Richard tadi. Perasaan Kirana sekarang deg-degan, pipinya memerah, bibirnya kelu dan gerakannya seperti tidak jelas, apa jangan-jangan Kirana suka dengan Richard? Entahlah..
“Kirana, aku kira kamu langsung pergi pas aku panggil tadi, hehe.” Ucap Richard sambil menggaruk-garuk halus rambutnya.
“Nggak lah, kamu kan sudah manggil tadi. Masa’ aku langsung pergi sih.” Ucap Kirana tersipu malu. Tidak seperti biasa Kirana bertingkah seperti ini kepada cowok. Biasanya Kirana bersikap akrab dan tidak kaku seperti ini. Ehemm jangan-jangan..
“Kirana pulang sama siapa? Aku antar pulang yuk.” Ajak Richard sedikit berlagak playboy.
“Emang kamu tahu jalan di daerah sini? Kamu kan anak Bandung, bukan anak Palembang. Entar kalo nyasar gimana? Haha ada-ada aja kamu..” ucap Kirana dengan logat yang lembut, bukan seperti logat orang Palembang biasanya.
“Aku tahu lah jalan disini, soalnya aku sering main kesini.. Aku juga tahu, kamu bawa kendaraan kan? Jadi mobil kamu titip aja disini nanti kita balik lagi kesini, terus aku antar kerumah kamu. Kamu pake mobil kamu, aku pake aku, fix nggak?”
“Eh, kamu pasti udah ngerencanain daritadi ya sampe-sampe tau gitu kalo aku bawa mobil. Nggak deh kamu aja yang jalan-jalan, aku mau pulang. Dah..” Kirana pura-pura jual mahal tapi sebenarnya dia bener-bener mau jalan sama Richard.
Richard menghadang Kirana untuk pergi, dan Richard refleks menarik tangan Kirana yang lembut itu. “Ayo, kita jalan-jalan di kota pempek!”
Oh my God, anak band terkenal ngajakin aku jalan.. it’s special moment God”Y
Siang hari..
Kirana dan Richard makan siang di salah satu warung pindang terlezat dan terenak serta terkenal dengan harga miring. Sepertinya Kirana sudah nyaman dengan perbincangan singkatnya bersama Richard. “Richard kamu itu lucu, nggak tempramental kayak Dannis dan dewasa banget. Andai saja kamu tau kalo aku naksir berat sama kamu, upsss, cukup aku yang rasakan cinta kilat ini”
“Kirana, besok aku sudah balik lagi ke Bandung. Banyak agenda sama band aku untuk akhir tahun ini, aku rasa kamu juga begitu kan? Jujur ya Kir, aku bener-bener suka sama sifat kamu, gemesin, lucu dan asyik di ajak ngobrol apalagi kita berasal dari pekerjaan yang sama, sama-sama cinta musik. Kenal kamu aja belom 12 jam, tapi kamu kayak udah melekat banget di pikiran aku. Jujur, aku jujur sejujur-jujurnya.” Ucap Richard yang daritadi sudah menghabiskan nasi pindangnya.
Kirana sejenak menghentikan gerakan tangannya yang sedang memegang sendok, jantung berdebar, pikiran sudah kemana-mana tapi untung saja bibirnya masih bisa berkata “Ehemmm, gombal siang bolong euy, kumaha atuh akang.”
“Yaudah kalo gitu, buruan abisin makanannya. Terus kita jalan lagi, ayuk..” Richard mencoba melupakan ucapan nya dan bersikap seperti biasa.Y
Pagi hari, Kirana belum beranjak dari tempat tidur dan melihat sebuah pesan dari Richard.





Selamat pagi Kirana, aku sudah di bandara SMB II. Pesawatku bentar lagi landing. Makasih kemarin udah nemenin makan dan jalan-jalan. Semoga kita bisa ketemu lagi. Bye..
 



Hati-hati di jalan, maaf aku nggak bisa nganter kamu, aku baru bangun. Nanti kamu kesini lagi ya, kita makan dan jalan-jalan lagi. I’ll miss you..
 


Jangan sedih cantik, aku janji. Aku akan balik lagi ke Palembang buat nemuin kamu. Aku matiin dulu ya hapeku, nanti ku kabarin lagi.
 
 






            Kirana kembali menarik selimut dan memutar lagu still virgin-dear ndut! ditengah dinginnya pagi Kirana merasakan sangat cepat kehilangan sosok pria yang sedang dicintainya. Richard!
¯Hanya kali ini tak ingin kau pergi
Walau sejenak tuk pejamkan mata ini
Mungkin waktu ini terlalu lama bagiku
Tuk memintamu slalu ada di sampingku

Coba genggamlah tanganku dan biarkanlah
diriku menjagamu hingga kau terlelap
Ku kan menunggumu karna kau sangatlah berarti untukku
Mungkin ku terlalu mencintaimu¯Y
            Di kampus..
            “Kemaren lo jalan sama siapa?” Tiba-tiba Dannis datang dengan suara yang mengejutkan menghampiri Kirana yang sedang menulis tugasnya.
            “Nyantai aja, Nis. Lo ngerusak mood gue aja!”
“Kok lo gini sih, Kirana?? Udah berani bentak gue, gue khawatir lo jalan sama anak band itu dan lo bela-belain ngebatalin janji sama gue.”
“Terserah lo deh, gue males. Mending lo instrospeksi dulu aja deh, gue udah lama kenal lo, makin lama makin didiemin lo makin jadi, Nis. Gue yang seharusnya khawatir! Khawatir sama sikap lo ke gue!” Kirana meninggalkan kelasnya dengan kesal tanpa malu dilihat oleh teman-teman nya.
Dannis mengejar Kirana berharap Kirana akan mencabut kata-katanya itu.
“Kirana, gue seneng liat lo deket sama cowok. Tapi tolong liat perasaan gue, temenin gue kalo gue lagi terpuruk. Gue sayang lo, banget.” Ucap Dannis memegang terat tangan Kirana, tapi Kirana menghempaskan tangannya, ingin secepatnya meninggalkan tempat itu.
“Kirana! Kirana!” Y

Tunggu Aku di Palembang Part 1 (By: Adelia Kirana)


Sore hari, kala hujan rintik-rintik..

Kirana Anasthisya menikmati secangkir teh hijau hangat di halaman rumahnya. Percaya atau tidak, baginya, teh hijau sangat bermanfaat untuk menetralkan suaranya yang sedang terkena batuk. Sebenarnya tidak ada yang meneliti bahwa teh hijau sebagai obat penetral suara. Yah, hanya saja Kirana yang mempercayai hal tersebut.  Dua hari lagi Kirana akan perform di Palembang Trade Center. Wajib untuknya untuk menjaga keindahan suaranya. Tidak ingin kejadian 2 tahun yang lalu terulang kembali, ketika Kirana sedang menjadi bintang tamu di acara ulang tahun, tiba-tiba kerongkongannya gatal dan tidak bisa menyanyi secara ekspresif. Benar-benar hal konyol yang ia rasakan saat itu..
Sedang asyik bersantai, tiba-tiba pria tampan bergaya seperti eksekutif muda turun dari mobil sedan mewah yang dikendarainya. Pria itu mencoba menutupi kepalanya yang terkena air hujan sambil berlari kecil menuju kearah Kirana.
“Hey Kirana, kebetulan kamu sedang dirumah. Saya ingin menyampaikan sesuatu kepada kamu. Walaupun ini sangat mendadak, saya harap kamu bisa menerima nya.” Ucap pria berhidung mancung itu yang bernama Joe.
“Mr. Joe, emang nya ada apa repot-repot datang kerumah saya, hujan-hujan begini. Sepertinya penting sekali ya?” ucap Kirana yang sedikit terkejut melihat atasan di agency nya itu.
“Kamu sudah tahu kan event yang di adakan Dinas Kebudayaan, bahwa besok jam 8 pagi event Kontes Lagu Daerah 2012 akan dilaksanakan. Berhubung tante Devi berhalangan menjadi juri, saya ingin kamu menggantikan posisinya sebagai juri. Karena saya bingung, penyanyi yang sudah profesional di agency saya cuma kamu. Saya sangat minta tolong sekali sama kamu, karena waktu kita tinggal beberapa jam lagi..” ujar Mr.Joe dengan mengepalkan tangannya ke arah Kirana. Hal yang sangat tidak biasa dilakukan atasan kepada bawahan.
“Mr.Joe, apakah aku mampu buat menjadi juri? Sementara aku belum ada pengalaman sedikit pun menjadi juri.”
“Itu bukan alasan Kirana, awal memulai karier mu dari sini.. saya mohon Kirana.”
10 menit terasa hening, jantung Kirana berdebar, pikirannya yang tadi relax kini menjadi galau. Sebenarnya dalam hati Kirana benar-benar ingin menjadi juri tapi ia ragu. Akhirnya...
“Baiklah Mr, aku terima job ini. Aku harap, aku bisa menjalankan tugas ini dengan baik.” Jawab Kirana memberikan senyuman lega kepada Mr.Joe.
“Terima kasih Kirana! Terima kasih sudah membantu dan saya tidak perlu repot-repot lagi. Oke, kalau begitu saya pamit dulu, untuk masalah fee, saya akan beri kamu bonus..”
“Wah, terima kasih Mr.Joe sudah mempercayakan saya, terima kasih..”
“Sampai jumpa besok..” Mr.Joe memutar mobilnya dan bergegas meninggalkan rumah Kirana, masih dalam keadaan hujan..Y

Malam hari, di kamar Kirana..
“Yang ini bagus nggak ya, aduh kayaknya nggak.. yang ini? Hemm, nggak juga.. Aduuuhhh jadi aku harus pake baju yang mana?? Oh ya besok kan acara dari Dinas Kebudayaan, pasti baju nya harus formal atau.. aku pake batik aja deh! Hihi” ucap Kirana berbicara sendiri yang daritadi mencoba puluhan baju didepan cermin.
Hal baru bagi Kirana menjadi juri, Kirana ingin melakukan yang terbaik dan ia ingin besok menjadi hari yang mengesankan untuknya. Tiba-tiba terdengar bunyi pintu kamar Kirana terbuka.
“Kirana, malam ini temenin mama cari sepatu di Palembang Square, disana banyak sepatu-sepatu yang bagus. Besok mama jadi panitia di acara pernikahan anaknya tante Lidya.” Ucap sang mama.
“Malam ini ma?”
“Iya sayang, kamu nggak mau? Yaudah mama minta temenin sama kak Wildan aja..”
“Mama, tapi besok aku mau jadi juri di acara nya Dinas Kebudayaan. Aku harus persiapin baju dan asesoris yang pas buat besok. Aku bingung ma, nggak ada baju yang pas buat aku.”
“Gimana kalau kita cari di mall?? Masih mau nolak tawaran mama nih?” ucap mama Kirana sambil menggelitik perut Kirana yang mungil.
“Ciyuuss? Miapa?? Mau bangeeeett mama! Makasih ya ma..”
“Yuk, siap-siap yang cantik ya anakku.”
“Beres ma.”Y
Minggu pagi yang cerah...
“Ma, udah rapi kan? Bedak nya nggak menor kan ma?” Kirana melihat penampilannya di depan cermin yang besar memperlihatkan seluruh badannya hingga ke kaki. Tampaknya pagi itu membuat Kirana harus benar-benar berpenampilan spesial seolah-olah Kirana akan mengikuti kontes tersebut.
“Udah cantik anakku, rambutnya mama sisir lagi ya nak. ” Mama Kirana menyisir rambut Kirana yang hitam tebal itu.
“Udah ma, udah cantik kan? Yaudah aku pergi dulu ya ma, sudah jam 7 nih kan perjalanannya jauh.
Kontes Penyanyi Daerah tersebut dilaksanakan di Gedung PSCC, Palembang Sport and Convention Center. Cukup jauh dari jarak rumah Kirana yang berada di Komplek Pertamina Plaju. Kirana bergegas pamitan dengan mamanya dan segera menuju ke mobil sedan silver yang dikendarainya. “Pergi ya ma, assalamualaikum.”
“Walaikumsallam, hati-hati nak jangan ngebut, semoga acaranya lancar.”Y
Handphone layar sentuh Kirana berdering, menandakan ada sebuah pesan dari layar handphone nya.

Kirana, jadi nggak hari ini? Jangan bilang lo nggak jadi ya. Gue bete dirumah.
 
                                                                                                                                          

Seketika pesan itu menyesakkan dadanya. Kirana lupa bahwa ia sudah berjanji dengan Dannis, sahabat nya yang sedang putus cinta. Kirana langsung menelpon Dannis...
“Halo Dannis, lo dimana? Maaf banget gue lupa kasih tau lo kalo hari ini gue jadi juri di acara nya Dinas Kebudayaan. Gue harap lo ngerti ya, ini job dadakan gue, Nis.”
“Serius lo batalin janji sama gue? Emang segitu penting ya tu acaranya? Lo nggak tau gue lagi galau, pusing, emosi, gue butuh lo Kirana. Gue butuh lo.”
“Dannis maaf banget Dannis, ngertiin gue. Gue sahabat lo, Nis. Gue pengen lo support gue hari ini.”
“Terserah deh, gue pusing.”
“Dannis, hallo? Hallo? Dannis?!”
Percakapan terhenti karena Dannis mematikan handphone nya. Sudah tidak asing lagi kalau Dannis bertingkah seperti itu. Dannis memang tempramental dan suka marah-marah, itulah sebab banyak cewek yang mutusin dia. Tapi Dannis nggak pernah sadar. Seperti sekarang, ucapan Dannis seketika merusak mood Kirana yang sudah bersemangat untuk menjadi juri. Benar-benar keterlaluan Dannis.
“Dannis lo nggak pernah berubah ya dari pertama gue ngenal lo, walaupun gue udah biasa sama tingkah lo tapi gue tetep sedih kalo lo terus-terusan kayak gini.” Celoteh Kirana sambil meneteskan air mata nya, Kirana tak peduli bedaknya pudar atau lipgloss nya pun pudar. Sebelum ia menjadi juri, ia ingin meluapkan segala kekesalan nya tersebut di dalam mobilnya.Y